08 April 2011

Teacher Of Sad

Maryamah Karpov ( Enong )
Maryamah Karpov adalah nama Seorang gadis sederhana dalam buku dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata yang betul - betul menginspirasiku.Dari tokoh Enong, aku banyak belajar untuk mensyukuri apa yang telah Allah berikan dalam hidupku.Diceritakan,Ketika ayahnya meninggal dunia,Enong yang masih duduk di bangku sekolah dasar harus rela melepaskan bangku sekolah yang sangat dicintainya untuk mencari nafkah bagi ibu dan adik-adiknya. Sebenarnya Enong sangat menyukai sekolah, apalagi pada mata pelajaran bahasa inggris, tapi demi ibu dan adik-adiknya dia rela berkorban.Sungguh suatu pemikiran yang sangat dewasa untuk anak sekecil Enong. Ketika berpisah dengan sahabatnya di SD, Enong berkata”Suatu ketika nanti, kita akan berbicara bahasa inggris lagi!Aku akan bekerja dulu di Tanjong Pandan. Kalau dapat uang, nanti aku akan kursus bahasa Inggris” (hal.31-Padang Bulan). Ucapan dari seorang anak kecil yang harus rela meninggalkan sekolah demi keluarganya.Tak ada rasa sedih dan putus asa, malah yang ada semangat untuk tetap belajar yang terus berkobar.
Enong mencari pekerjaan kesana kemari.Karena dia masih terlalu kecil dan tidak punya ijazah apapun juga maka tak ada satupun pekerjaan yang dia dapatkan. Karena uang sudah sangat menipis dia memutuskan untuk pulang ke kampung dan mencari pekerjaan disana. Tapi disana pun tak ada pekerjaan yang menghampirinya.Enong putus asa, dia memikirkan nasib ibu dan adik-adiknya yang masih kecil.Enong membasuh mukanya di danau, ketika melihat kuarsa di dasar danau dia mendapat ide. Dia mengambil peralatan ayahnya di rumah dan mulai melakukan pekerjaan yang dulu dikerjakan oleh mendiang ayahnya,pendulang Timah.
Pekerjaan sebagai pendulang timah merupakan pekerjaan yang sangat berat apalagi untuk anak sekecil enong, tapi enong tak putus asa dia tetap bersemangat menggali demi sesuap nasi untuk keluarganya.Semangat Enong terbayar, dia mendapat timah untuk dijual dan dibelikan beras untuk makan ibu dan adik-adiknya. Pekerjaan sebagai pendulang timah terus ditekuni sampai dia menginjak dewasa. Dialah wanita pertama yang mendulang timah, Dia tak pernah mengeluh tentang betapa susahnya kehidupannya.dia tidak mengeluh dengan penampilannya yang mirip lelaki, tangan yang menghitam.Dalam pikirannya hanya bekerja untuk menghidupi keluarga, berjuang demi mereka.Padahal gadis seusia dia harusnya sedang hangat-hangatnya menikmati masa muda,tapi Enong tak pernah mengeluh.
Di sela kesibukannya mendulang timah Enong masih menyempatkan diri untuk belajar. Semangatnya untuk menguasai bahasa Inggris terus berkobar. Dia memutuskan untuk mendaftar di sebuah kursus bahasa Inggris agar bisa belajar bahasa yang sangat dikaguminya itu. Dia tidak malu walau harus berteman dengan anak – anak yang lebih muda usianya dalam kursus tersebut. Hasilnya dia lulus dengan nilai yang paling baek..
Suatu semangat yang patut ditiru, semangat untuk mempelajari sesuatu. Tak pernah menyesali kehidupan, terus berjuang meraih tiap mimpi yang ada walaupun mimpi dirasa mustahil. Kehidupan Enong yang terus dilanda cobaan tak membuat Enong menyesali hidupnya.Tak membuatnya putus asa dan meratapi nasib.Sebagai manusia biasa dia juga pernah menangis, tapi setelah itu dia bangkit untuk melanjutkan hidupnya.”Live must Go On”Padahal mulai dari Enong kecil sampai dia menginjak usia dewasa, cobaan terus datang menghampiri.Tapi Enong tak pernah putus asa dan menyesali kehidupannya.Enong selalu bangkit dari tiap kesedihannya.Ketika ibundanya meninggal,Enong berkata “Habis air mataku, lunas sudah kesedihan itu. Hidup harus berlanjut. Tantangan ada di muka. Masih banyak yang dapat disyukuri”(Hal 102-Cinta di dalam gelas).Suatu ucapan dari seorang gadis yang mendapat cobaan bertubi-tubi dalam kehidupannya.Bisakah kita mengucapkan seperti itu?
Sulit, itu yang pasti keluar dari mulut kita. Manakala ujian datang ke kehidupan kita, kita pasti menangis dan menduga kalau Allah sudah tidak sayang lagi pada kita. Kita merasa hidup kita sungguh sangat sengsara, apalagi jika kita melihat kehidupan teman – teman kita yang begitu mudah dan terlihat begitu bahagia.Ya, “rumput tetangga memang lebih hijau”kawan,tapi ingatlah bahwa hal itu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kerasnya kehidupan yang harus dijalani oleh Enong, baik itu Enong dalam cerita tersebut maupun Enong – enong yang lain.Bersyukurlah Kawan , atas kehidupan yang telah diberikan Allah pada kita.Jangan melihat ke atas terus kawan, lihatlah Enong dan belajarlah darinya.Seorang gadis sederhana yang berjuang sekuat tenaga untuk kebahagiaan keluarganya tanpa mementingkan dirinya sendiri.Semangatnya, keinginan yang kuat untuk belajar.Semoga kita bisa belajar dari Enong dalam memandang kehidupan.Proud to you “Enong”